-Jembatan Sei Rakyat Malang Nian Nasibmu-

Jembatan ini berdiri lebih 20 tahun yang lalu, panjangnya hampir 375m. Terbentang diatas sungai Barumun, desa Sei Rakyat, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Penghubung antara daerah perbatasan Sumatera Utara - Riau tapi dari pesisir pantai. Keberadaan jembatan ini sangat membantu baik bagi masyarakat, pemerintah daerah juga beberapa perusahaan perkebunan di daerah sekitarnya.
Ada lebih 5 perusahaan perkebunan kelapa sawit disana, perkebunan kelapa sawit masyarakat. Juga wilayah agrobisnis padi, karet dan lainnya. Selain itu hasil ikan laut dan ikan  air sungai juga masih menjanjikan.    
          Pada awal pembangunannya jembatan ini telah diuji kekuatannya oleh alam. Waktu itu keadaan air sungai Barumun sedang pasang naik. Datang dari arah hulu sungai sebuah kapal tongkang dengan muatan kayu balok batangan yang sebesar drum. Karena kondisi malam hari jadi pandangan gelap dan samar. Air sungai yang sedang meluap tentu membuat kondisi kapal semakin merapat dengan badan jembatan. Muatan kayu itu tersangkut, tanpa sadar sang nakhoda menambah laju kapal. Jembatan tergeser ke samping dan akhirnya runtuh menimpa kapal. Kecelakaan dan ambruknya jembatan tak terelakkan, byuuurrrrr prakkkkk.
          Setelah melalui proses panjang jembatan itu kini berdiri kembali, gagah menjulang menambah anggun wilayah pinggiran pantai timur Sumatera. Namun sayang sudah 5 tahun ini keadaannya sangat memprihatinkan dan mengiris hati bagi para penggunanya. Kerusakkan lantai kayunya ditambah hilangnya pagar pengaman yang diduga dicuri oleh oknum masyarakat disana. Dan kondisi jembatan itu, telah memakan korban jiwa yang tercebur di sungai Barumun. Belum lagi kerugian materi yang diakibatkan segelintir manusia tak bertanggung jawab, yang dengan sengaja mengambil batas pagar pengaman. Ada yang untuk gantungan timbangan buah sawit, galang titi rumah atau sekedar dijual kilo ke tukang botot saja. Baut-baut jembatan itu juga tak luput dari incaran.
          Ditambah oknum  masyarakat sekitar sepertinya menikmati dengan kondisi itu,  meminta sumbangan dengan alasan perbaikan yang kalau dipandang menjadi " proyek yang tak berkesudahan". Pemerintah setempat yang kurang tanggap dengan situasi yang ada menambah parah keadaan itu. Namun sadarkah kita bahwa keuntungan hanya untuk segelintir orang yang malas mencari kerja ditempat yang lebih layak. Tentunya      kita sebagai pengguna yang sangat dirugikan. Apalagi anak-anak sekolah yang setiap hari dituntut untuk melewatinya. Meski dengan kondisi jembatan yang parah berlobang, bergoyang seperti terkena tsunami.
           Bukalah mata kita lebar-lebar bahwa kondisi jembatan itu membutuhkan dukungan, dari masyarakat adalah moral agar kita bisa saling menjaga terpelihara keberadaannya. Dan bantuan dari pemerintah daerah dan pusat agar perenovasiannya berjalan sesuai prosedur agar secepatnya terealisasikan, bukan untuk keuntungan oknum-oknum yang mengambil keuntungan secara pribadi. Karena tanpa semua itu kemungkinan usia jembatan Sei Rakyat tinggal menghitung hari. Duhhhh......."jembatan Sei Rakyat malang lah nian nasibmu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar