"Tempat
terbitnya berbagai cahaya itu adalah hati dan rahasia-rahasianya".

Rasulullah saw. telah bersabda di dalam menceritakan firman
Allah :
"Tidak akan memuat Aku bumi-Ku dan langit-Ku, dan bisa
memuat Aku hati hamba-Ku yang beriman".
"Seandainya
disingkap cahaya orang mukmin yang maksiat, pasti akan memenuhi seluruh langit
dan bumi. Maka bagaimanakah perkiraanmu mengenai cahaya orang mukmin yang ta'at
?". Ketahuilah bahwa cahaya bulan dan matahari masih bisa terkena gerhana
dan bisa terbenam. Akan tetapi cahaya hati kekasih Allah tidak mengenal adanya
gerhana dan terbenam.”
"Cahaya yang tersimpan di dalam hati sumbernya dari cahaya
yang datang langsung dari berbagai gudang kegaiban".
Cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati terus
bertambah-tambah sinarnya yang bersumber dari cahaya yang datang dari
perbendaharaan gaib.
Yaitu berupa cahaya sifat=sifat azali. Apabila Allah telah
membuka sifat-sifatNya, maka bertambah-tambahlah cahaya itu yang dihasilkan
dari hati para kekasih Allah. Yang demikian itu merupakan suatu petunjuk bahwa
Allah telah memberi pertolongan kepada mereka.
"Cahaya yang diperoleh dengan panca indera bisa membuka
kepadamu akan semua keadaan yang terjadi (benda-benda di alam ini), sedang
cahaya yang tersimpan di dalam hati bisa membuka kepadamu akan sifat-sifat
Allah yang azali".
Cahaya itu ada dua macam, yaitu :
1. Cahaya yang diperoleh dengan panca indera dengan adanya
sinar matahari. Maka cahaya ini bisa memperlihatkan barang-barang yang ada di
alam raya dan bermacam-macam kedaan manusia. Cahaya ini bukan yang menjadi
perhatian orang-orang ahli hakekat, melainkan hanya sebagai petunjuk adanya
Allah Yang Maha Pencipta.
2. Cahaya yang tersimpan dalam hati yang disebut sebagai
cahaya keyakinan. Cahaya inilah yang bisa membuka sifat-sifat Allah yang azali
sehingga menjadi nyata dan terang. Dengan cahaya hati ini
benar-benar oarng menjadi ma'rifat kepada Allah.
"Terkadang hati terhenti bersama-sama dengan cahaya,
sebagaimana terhalangnya nafsu sebab tebalnya benda-benda (syahwat)".
Penghalang hati untuk menuju kepada Allah itu ada dua macam,
yaitu :
1. Nurani, yang berupa bermacam-macam ilmu dan ma'rifat.
Apabila hati berhenti padanya dan cenderung kepadanya sehingga ilmu dan
ma'rifat itu dijadikan pokok tujuannya, maka dia akan terhalang untuk menuju
kepada Allah.
2. Zhulmani (kegelapan), yang berupa bermacam-macam
keinginan nafsu dan kebiasaan-kebiasaanya. Karena hati masih terpengaruh oleh
keinginan-keinginan nafsu inilah maka dia menjadi terhalang untuk menuju kepada
Allah.
Maka hati bisa terhalang oleh berbagai macam cahaya
sebagaimana nafsu bias terhalang oleh berbagai kegelapan. Sedang Allah berda di
belakang itu semua.
"Allah menutupi cahaya hati dengan bermacam-macam
keadaan lahiriyah karena memuliakannya untuk (tidak) diberikan secara terang
atau (khawatir) untuk dipanggil atasannya dengan lisan kemasyhuran".
Allah menutup hati para kekasih-Nya (para wali) sebagai
rahmat-Nya kepada sekalian orang-orang yang beriman. Sebab jikalau rahasia
kewalian itu terbuka kepada seseorang, pasti akan mewajibkan orang yang sudah
terlahir kewaliannya.
[Sumber: Syeikh Ahmad bin
Athailah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar